Kumpulan Puisi 11 Mahmud Jauhari Ali
Puisi 1:
Zikir Hati
Gelisah membayangi denyut nadi seorang hamba
bagai awan hitam menutupi cerahnya bulan
Mengetuk pintu kesejukan
Duduk sendiri sambil menghembuskan kata-kata syahdu
Makin lama tidak terdengar lagi suara itu
Kali ini mata pun terpejam khusyuk
dengan hati yang bersuara dalam
Gelisah bagai awan hitam itu hilang
disapu oleh cahaya Ilahi
Puisi 2:
Kesejukan Cinta
Kata-kata itu bermula dari tatapan
Diam lantaran kata-katanya digantikan senyuman
Pengganti kata-kata itu mengiris kebencian dan dendam
dia adalah wujud rasa lembut dalam nurani
Kata-kata itu muncul lagi dengan ramah
lebih ramah daripada sebelumnya
yang membuat orang berhenti adu pukul
dan saling tikam
Saling mencintai membuat nyaman dalam jiwa
untuk meraih kebahagian di semesta raya
dan alam yang akan datang
Puisi 3:
Meraih Ketentraman Jiwa
Tatkala angin berhembus dengan kencang
Atap-atap dan jendela hati pun beterbangan
Pikiran melayang ke jurang hitam
Ucapan bagai api membakar tulang sumsum
Membuat dunia sekitar gersang
Hingga rumput pun kering kecoklatan
Terpercik air dalam kubangan kotor
Mengharapkan air suci yang mensucikan
Untuk membersihkan diri dari noda zaman
Segar…!
Khusyuk berdiri hingga salam
Duduk tafakur menerawang ke langit biru
Sadarlah bahwa sebenarnya sangat dekat
Kedekatan itu menentramkan jiwa yang tadinya gersang
Puisi 4:
Nikmatnya Pernikahan
Tanpa larangan berbuat
Tidak perlu menyelinap di kesunyian dan kegelapan
Cerah dan ramai dalam udara yang sopan
Memandang tajam tanpa takut azab
Ketika berbuah pun tidak perlu dijatuhkan,
Tetapi, dilahirkan dengan penuh cinta dan sayang
Sungguh membahagiakan
Melihat kemunculan dan pertumbuhannya
Tidak perlu dibuang atau dibunuh
Kemudian dididik hingga menjadi sosok berguna
Mengikatkannya dengan tali yang benar
Agar senantiasa berada di bawah ridha-Nya.
Puisi 5:
Langit Hatiku
Kadang-kadang mendung
Bahkan mendung sekali
Sesekali hujan turun membasahi daratan lembut
Lain waktu cerah dan cerah,
bahkan sangat cerah
diselingi canda tawa yang riang
membuat hati menjadi terang
seterang cahaya penglihatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar