Puisi-Puisi Mahmud Jauhari Ali
Puisi 1:
Menuai Bencana
Banjir,
Sebuah hasil yang dipetik dari tanah gersang tak bertuan
Dulu tertawa bahagia, kini … pilu merana campur kehampaan
Akibat siapa
Tangankah
Kakikah
Atau jiwa manusia yang serakah
Sesama jadi korban
Sesama tak dicintai
Uang? Ya, demi uang
Hati yang segar ditebangi diri sendiri
Menjadi mati rasa, mati cinta, mati sayang terhadap saudara
Panorama hijau ditandusi oleh hati yang panas
Panasnya membuat pohon-pohon berguguran
Pahlawan kesejukan telah banyak yang sirna
Kini, sadarlah!
Kesidihan akar tidak akan membuat hati kita kaya
Karena bukan pohon yang ditebang
Melainkan kebahagianlah yang dipotong satu demi satu sebagai panen nyata
Puisi 2:
Sifat Lupa
Dulu, telah bersaksi atas kebenaran
Kebenaran itu lenyap dari ingatan
Salah!
Jangan isi jiwa dengan ketidakpercayaan
Kesalahan! Sungguh!
Jangan lebih!
Mengapa harus lebih
Tidakkah kita berpikir yang lebih itu mustahil
Pasti hancur akibat perbedaan dari yang lebih
Kembalilah di arus kebenaran
Sebelum kita diingatkan saat telah terlepas
Puisi 3:
Cinta
Setiap jiwa mencuat rasa
Tak sia-sia ada dalam jiwa
Sebagian orang menganggapnya tak wajar
Melarang rasa itu hidup
Mengekangnya dengan sangat kejam
Bahkan,
Mengurungnya dalam penjara yang mengoyak tubuhnya sendiri
Apanya yang tak wajar
Biarkan ia tumbuh dalam alunan gemercik air yang indah
Menjadi warna kehidupan lestari
Puisi 4:
Tiga Bukti
Bermula api yang begitu dahsyat
Terbagi menjadi komponen lengkap
Membeku,
Sebagiannya masih merah menakutkan
Makhluk dicipta dengan sempurna
Bukan dari bergelantungan di pepepohonan
Membangun dan menumpahkan cairan segar
Hilang satu, dua, tiga, dan seterusnya
Muncul
Ketiganya tak dapat mencipta
Melainkan dicipta
Bukti adanya Maha Pencipta
Puisi 5:
Bulan Tua di Mal
Pernak-pernik baru di hadapan mata
Tumbuh rasa ingin yang menggebu
Jalan mondar-mandir
Hingga,
Kaki dan tubuh lainnya lelah
Tak ada yang singgah di tangan
Karena ingatan akan saku yang tidak menggelembung
Mengapa bulan tua
Tidakkah terasa nyaman jika selalu muda
Tua mengajarkan kepada kita agar merasakan
Merasakan penderitaan orang tak mampu
Tuk menumbuhkan rasa sayang terhadap sesama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar