Kumpulan Puisi 14 Mahmud Jauhari Ali
Puisi 1:
Tua dan Muda Saling Menatap
Tatkala suara kelahiran mengangkasa
Mimpi pecah menjadi sosok menggemaskan
Tangis, tawa, dan bahasa keluar dari gubuk permata
Langit pun tersenyum
Melihat pertumbuhan dalam kehidupan
Awan-awan menjadi penghias mereka
Sesaat mampir dan kadang lama
Kesenangan bisa juga penderitaan
Kata-kata terlontar ‘tuk keindahan
Keindahan sesama, tua muda
Tua menjadi intan
Kilaunya memberi warna kedewasaan para muda
Muda giat bekerja
‘tuk sematkan ketenangan bagi generasi lama yang mereka hormati
Puisi 2:
Layang-Layang yang Menghilang di Kotaku
Seutas tali mengikat pada bambu halus
Kekar bagai pondasi gedung pencakr langit
Bersatu dengan layar warna-warni
Melayang tinggi bak pesawat Boeng 737
Kini entah di mana layang-layang yang banyak itu
Kudapati sekarang hanya layang-layang dari pulau seberang
Mugkin mereka telah tiada ditelan zaman
Ketiadaan mereka telah digantikan dengan kecanggihan
Mengapa harus digantikan?
Biarkan mereka melayang dengan kendali yang matang
Jadikan mereka berpadu dengn kecanggihan
Puisi 3:
Berusaha Menyentuh Hatimu yang Lembut
Kata-kata tak dapat menembus pintu nuranimu
Dirimu bagai diselimuti perisai kemewahan
Ujung tombak kemiskinan pun menjadi tumpul
Mata keris sakti menjadi leleh
Hatimu keras dan beku
Tak dapat diusik
Walau dunia sekitar sedang bergumuruh
Puisi 4:
Melalui Jalan yang Berliku
Angin berhembus di celah jendela alam
Mendapatkan duri dan sutera
Terasa kesejukan yang memesona dalam jiwa
Kadang-kadang nafaskuku pun terasa sesak
Terhirup udara kotor yang menyiksa
Dingin dan panas silih berganti
Menjadi atap langkah kaki
Suara parau menambah hatiku yang galau
Bersama duri menjemput kebebasan
Pintu-pintu hijau harus dibuka
‘Tuk mendapatkan sejuknya kemerdekaan
Puisi 5:
Perjalanan Dahaga Berbuah Takwa
Ketika gelap masih betah menemani suara malam
Saat udara malam menyelimuti alam
Air masuk hingga di tenggorokan
Siang dengan sinar panas
Membuat dahaga terasa di tenggorokan
Muncul rasa yang dirasakan sesama
Sayang pun tumbuh dalam jiwa
Perbedaan hilang antara tinggi dan rendah
Kebahagian menyelimuti diri-diri beriman
Taat pun menggema dalam jiwa yang semula gersang
Menyayangi, menghormati dan lainnya bermunculan
Memenuhi ruang kehidupan semesta alam raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar