Senin, 19 Mei 2008

KUMPULAN PUISI 14 MAHMUD JAUHARI ALI

Kumpulan Puisi 14 Mahmud Jauhari Ali

Puisi 1:
Tua dan Muda Saling Menatap

Tatkala suara kelahiran mengangkasa
Mimpi pecah menjadi sosok menggemaskan
Tangis, tawa, dan bahasa keluar dari gubuk permata

Langit pun tersenyum
Melihat pertumbuhan dalam kehidupan

Awan-awan menjadi penghias mereka
Sesaat mampir dan kadang lama
Kesenangan bisa juga penderitaan

Kata-kata terlontar ‘tuk keindahan
Keindahan sesama, tua muda
Tua menjadi intan
Kilaunya memberi warna kedewasaan para muda
Muda giat bekerja
‘tuk sematkan ketenangan bagi generasi lama yang mereka hormati

Puisi 2:
Layang-Layang yang Menghilang di Kotaku

Seutas tali mengikat pada bambu halus
Kekar bagai pondasi gedung pencakr langit
Bersatu dengan layar warna-warni
Melayang tinggi bak pesawat Boeng 737

Kini entah di mana layang-layang yang banyak itu
Kudapati sekarang hanya layang-layang dari pulau seberang
Mugkin mereka telah tiada ditelan zaman

Ketiadaan mereka telah digantikan dengan kecanggihan
Mengapa harus digantikan?
Biarkan mereka melayang dengan kendali yang matang
Jadikan mereka berpadu dengn kecanggihan

Puisi 3:
Berusaha Menyentuh Hatimu yang Lembut

Kata-kata tak dapat menembus pintu nuranimu
Dirimu bagai diselimuti perisai kemewahan

Ujung tombak kemiskinan pun menjadi tumpul
Mata keris sakti menjadi leleh

Hatimu keras dan beku
Tak dapat diusik
Walau dunia sekitar sedang bergumuruh

Puisi 4:
Melalui Jalan yang Berliku

Angin berhembus di celah jendela alam
Mendapatkan duri dan sutera

Terasa kesejukan yang memesona dalam jiwa
Kadang-kadang nafaskuku pun terasa sesak
Terhirup udara kotor yang menyiksa

Dingin dan panas silih berganti
Menjadi atap langkah kaki

Suara parau menambah hatiku yang galau
Bersama duri menjemput kebebasan
Pintu-pintu hijau harus dibuka
‘Tuk mendapatkan sejuknya kemerdekaan

Puisi 5:
Perjalanan Dahaga Berbuah Takwa

Ketika gelap masih betah menemani suara malam
Saat udara malam menyelimuti alam
Air masuk hingga di tenggorokan

Siang dengan sinar panas
Membuat dahaga terasa di tenggorokan

Muncul rasa yang dirasakan sesama
Sayang pun tumbuh dalam jiwa
Perbedaan hilang antara tinggi dan rendah

Kebahagian menyelimuti diri-diri beriman
Taat pun menggema dalam jiwa yang semula gersang
Menyayangi, menghormati dan lainnya bermunculan
Memenuhi ruang kehidupan semesta alam raya

Tidak ada komentar: